Golongan Darah A

Reaksi obat dan keamanan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa golongan darah seseorang dapat memengaruhi reaksi terhadap obat-obatan tertentu. Hal ini bisa membantu dokter dalam memilih dosis dan jenis obat yang paling tepat.

Cara Mengetahui Golongan Darah

Untuk mengetahui golongan darah, diperlukan sampel darah dalam jumlah yang kecil. Tenaga medis akan menggunakan jarum untuk mengambil sampel darah melalui ujung jari. Setelah darah diambil, bekas tusukan jarum akan ditutup dengan plester.

Selanjutnya, sampel darah akan dicampur dengan antigen tipe A dan B. Sampel diperiksa untuk melihat penggumpalan sel darah. Jika sel darah saling menempel atau menggumpal, artinya darah bereaksi dengan salah satu antigen.

Kemudian, bagian cair dan tanpa sel (plasma) dari darah dicampurkan dengan golongan darah A dan B. Golongan darah A memiliki antibodi anti-B. Orang dengan golongan darah B memiliki antibodi anti-A. Golongan darah O mengandung kedua jenis antibodi, sedangkan golongan darah AB tidak memiliki keduanya sehingga dikenal juga dengan golongan darah langka.

Pemeriksaan rhesus biasanya dilakukan bersamaan dengan tes golongan darah. Metodenya adalah dengan mencampurkan antigen D pada sampel darah.

Cara-cara ini bisa menentukan golongan darah Anda secara akurat. Dengan cara mengetahui golongan darah di atas, Anda akan mendapatkan darah yang sesuai dengan golongan darah Anda apabila diperlukan transfusi darah.

Apa Pengaruh Tipe Darah Orang Tua Terhadap Tipe Darah Anak?

Faktanya, tipe darah orang tua amat berpengaruh untuk anak. Apalagi bagi ibu hamil, hal ini untuk menghindari perbedaan rhesus antara ibu dan janin. Ibu yang memiliki Rh negatif dan janinnya Rh positif berisiko mengembangkan penyakit hemolitik pada bayi.

Penyakit hemolitik adalah terjadi ketika sel darah merah (eritrosit) mengalami kerusakan. Hal ini menyebabkan pelepasan hemoglobin ke dalam darah. Hemolisis, yaitu pemecahan sel darah merah, dapat terjadi secara intravaskular (di dalam pembuluh darah) atau ekstravaskular (di luar pembuluh darah).

Kondisi ini dapat terjadi akibat berbagai faktor, termasuk kelainan genetik, reaksi imunologis, infeksi, obat-obatan, atau faktor lingkungan tertentu. Pada penyakit hemolitik, sistem kekebalan tubuh punya peranan yang besar.

Reaksi imunologis dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mengenali sel darah merah sebagai benda asing dan menyerangnya.

Antibodi yang sistem kekebalan tubuh hasilkan dapat berikatan dengan eritrosit sehingga memicu proses hemolisis. Proses hemolisis bisa menimbulkan gejala seperti anemia, ikterus (kuning pada kulit dan mata), pembesaran limpa, dan kelainan urin yang terkait dengan pelepasan produk dari pemecahan hemoglobin.

Berbagai Jenis dan Klasifikasi Golongan Darah

Ada dua teknik yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan darah, yaitu menggunakan sistem ABO dan rhesus. Berikut ini adalah pengelompokan golongan darah menggunakan sistem ABO:

Orang dengan golongan darah A memiliki antigen A pada sel darah merahnya. Selain itu, orang dengan golongan darah A menghasilkan antibodi untuk melawan sel darah merah dengan antigen B.

Pemilik golongan darah B memiliki antigen A pada sel darah merahnya. Orang dengan golongan darah ini menghasilkan antibodi A untuk melawan sel darah merah dengan antigen A.

Jika memiliki golongan darah AB, ini berarti pemiliknya memiliki antigen A dan B pada sel darah merah. Hal ini juga menandakan Anda tidak memiliki antibodi A dan B pada darah.

Orang yang memiliki golongan darah O tidak memiliki antigen A dan B pada sel darah merah. Namun, orang yang memiliki golongan darah O memproduksi antibodi A dan B di dalam darahnya.

Selain klasifikasi golongan darah ABO, darah juga dapat diklasifikasikan kembali berdasarkan faktor rhesus yang dimiliki. Faktor rhesus adalah antigen atau protein yang ada di permukaan sel darah merah. Dalam sistem ini, golongan darah terbagi menjadi rhesus positif dan rhesus negatif.

Jika sel darah merah memiliki faktor Rh, golongan darah Anda adalah Rh positif. Sebaliknya, golongan darah Anda dinyatakan Rh negatif bila tidak memiliki faktor Rh.

Aturan Transfusi Darah

Setelah mengetahui golongan darah, Anda bisa melakukan atau menerima transfusi darah dengan aman. Transfusi darah tidak bisa dilakukan sembarangan. Menerima darah yang tidak sesuai dengan golongan darah dapat memicu reaksi imunitas tubuh yang berbahaya.

Dahulu, golongan darah O dianggap sebagai donor universal sehingga dapat didonorkan ke golongan darah apa pun. Namun hal ini sudah tidak berlaku sepenuhnya karena lebih disarankan untuk mendapatkan transfusi darah dengan golongan maupun rhesus yang sama persis.

Jadi, golongan darah O, khususnya O+ hanya boleh diberikan dalam situasi darurat, yakni jika pasien sedang terancam jiwanya atau persediaan tipe darah yang sesuai tidak mencukupi.

Lazimnya sebelum transfusi dilakukan, sampel darah penerima dan pendonor akan dites untuk memeriksa kecocokan dalam suatu proses yang dikenal sebagai crossmatching guna mencegah risiko serius pada penerima donor.

Jika terdapat reaksi setelah mendapat transfusi darah, seperti gatal-gatal, muncul ruam, demam, nyeri di anggota tubuh tertentu, misalnya perut dan punggung, atau terdapat darah pada urine, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Golongan darah dibedakan ke dalam beberapa jenis. Pembedaan ini penting dilakukan agar darah yang ditransfusikan tidak menimbulkan reaksi penolakan dari tubuh akibat perbedaan karakter masing-masing golongannya, terutama saat transfusi darah.

Pemeriksaan golongan darah bisa dilakukan melalui tes darah. Golongan darah dibedakan menjadi empat tipe utama, yaitu A, B, AB, dan O.

Penentuan golongan darah ini dilakukan berdasarkan jenis antigen yang terdapat di dalam darah, yaitu antigen A dan antigen B, serta antibodi yang dihasilkan untuk menghancurkan antigen tersebut.

Kapan Harus Ke Dokter?

Temui dokter apabila kamu mengalami masalah yang berkaitan dengan darah. Kamu juga bisa hubungi dokter di Halodoc jika punya pertanyaan lain tentang kondisi medis lain.

Tahukah Anda bahwa golongan darah O merupakan jenis golongan darah yang paling banyak ditemui? Bukan hanya itu. Ada banyak fakta golongan darah O yang menarik untuk disimak.

Golongan darah seseorang ditentukan berdasarkan tipe antigen pada sel darah merah. Pembagian golongan darah ini dikelompokkan menjadi empat tipe, yaitu A, B, AB, dan O.

Selain itu, golongan darah juga diklasifikasikan berdasarkan faktor rhesus (Rh). Apabila dalam darah seseorang terdapat faktor Rh, berarti ia dinyatakan memiliki rhesus positif. Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki faktor Rh pada sel darah merahnya, berarti ia dinyatakan memiliki rhesus negatif.

Donor dan Transfusi Plasma Darah

Transfusi darah bisa dilakukan untuk memberikan sel darah merah, sel darah putih, trombosit, atau plasma darah. Transfusi plasma darah bisa dilakukan sebagai pengobatan penyakit tertentu, misalnya terapi plasma konvalesen untuk COVID-19.

Berikut ini adalah tabel kecocokan plasma darah antara penerima dan pendonor:

Mengetahui jenis darah, baik dari pendonor maupun penerima donor darah, sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi. Selain itu, penting bagi ibu hamil untuk mengetahui rhesus darah bayi dalam kandungannya guna mencegah terjadinya inkompabilitas rhesus.

Inkompabilitas rhesus adalah kondisi ketika rhesus ibu dan janin berbeda, sehingga tubuh ibu menghasilkan antibodi untuk menghancurkan darah janinnya. Apabila tidak segera ditangani, kondisi ini bisa membahayakan bayi.

Macam-Macam Golongan Darah

Golongan darah ditentukan oleh tipe antigen dalam sel darah merah. Antigen merupakan zat yang membantu tubuh dalam mengidentifikasi zat asing yang berpotensi membahayakan tubuh. Saat tubuh mendeteksinya, zat asing tersebut akan dihancurkan.

Golongan darah terbagi menjadi 4 macam, yaitu:

Golongan darah juga ditentukan oleh faktor Rh. Penjelasan lengkapnya adalah sebagai berikut:

Orang dengan Rh+ memiliki antigen Rh di dalam sel darah merah. Rh+ dapat menerima Rh+ maupun Rh-.

Orang dengan Rh- tidak memiliki Rh antigen. Mereka hanya menerima darah dari orang dengan golongan darah Rh-.

Tipe darah A, B, AB, O, dan Rh inilah yang menjadi komponen penyusun golongan darah Anda. Secara keseluruhan terdapat 8 macam golongan darah, yakni; A+, A-, B+, B-, AB+, AB-, O+, dan O-.

Identifikasi medis

Manfaat lainnya adalah membantu dokter untuk mengidentifikasi penyakit. Dalam keadaan darurat atau saat tidak mampu berkomunikasi secara verbal, informasi mengenai tipe darah bisa menjadi petunjuk dokter dalam memberikan perawatan yang tepat

Pengertian Golongan Darah dan Karakteristiknya

Golongan darah adalah sebuah sistem klasifikasi untuk menggolongkan darah berdasarkan keberadaan antigen atau antibodi tertentu pada permukaan sel darah merah.

Ada beberapa sistem golongan darah yang paling umum dikenal, yaitu sistem golongan darah ABO dan sistem golongan darah Rh. Berikut adalah penjelasan mendetail mengenai karakteristik golongan darah dalam kedua sistem tersebut:

Pada golongan darah A, antigen A hadir pada permukaan sel darah merah, sedangkan antibodi terhadap antigen B ada dalam plasma darah. Seseorang dengan golongan darah ini bisa menerima donor dari tipe darah A atau O saja.

Pada golongan darah B, antigen B ada pada permukaan sel darah merah, sedangkan antibodi terhadap antigen A terdapat dalam plasma darah. Pemilik golongan darah B bisa menerima donor dari golongan darah B atau O, namun tidak cocok dengan darah golongan A atau AB.

Pada golongan darah AB, antigen A dan B hadir pada permukaan sel darah merah, sementara tidak ada antibodi terhadap antigen A atau B dalam plasma darah. Seseorang yang memiliki tipe ini bisa menerima donor dari golongan darah A, B, AB, atau O.

Pada golongan darah O, tidak ada antigen A atau B pada permukaan sel darah merah, namun terdapat antibodi terhadap antigen A dan B dalam plasma darah. Pemilik tipe darah ini bisa menerima donor dari golongan darah O saja.

Jika seseorang memiliki faktor Rh (antigen D) pada permukaan sel darah merah, mereka diklasifikasikan sebagai Rh positif. Pemilik Rh positif dapat menerima darah dari donor dengan golongan darah Rh positif atau Rh negatif.

Jika seseorang tidak memiliki faktor Rh (antigen D) pada permukaan sel darah merah, mereka diklasifikasikan sebagai Rh negatif. Seseorang dengan  Rh negatif hanya dapat menerima darah dari donor dengan golongan darah Rh negatif.

Selain sistem ABO dan Rh, ada pula sistem lainnya yang lebih jarang orang kenal, seperti sistem Kell, Duffy, dan Kidd. Setiap sistem ini memiliki jenis antigen dan antibodi yang berbeda pada permukaan sel darah merah, sehingga memengaruhi kesesuaian dalam transfusi darah dan transplantasi organ.