Peringatan Kelahiran Santa Perawan Maria
08 Sep 2022 | Agenda |
Setiap tanggal 8 September, Gereja Katolik seluruh dunia memperingati “Kelahiran Santa Perawan Maria”. Perayaan ini mengungkapkan iman Gereja akan kehadiran Santa Perawan Maria dalam pentas karya keselamatan manusia oleh Allah. Pesta ini menjadi penting di dalam Gereja karena melalui kelahiran Bunda Maria-lah sejarah keselamatan itu dimulai. Santa Perawan Maria mempersiapkan hadirnya Yesus, Sang Juru Selamat. Ia adalah tabut perjanjian baru. Dari dia-lah, Sang Juru Selamat dikandung, dilahirkan dan dibesarkan.
Selamat merayakan pesta peringatan Kelahiran Santa Perawan Maria. Semoga kita mampu meneladan sikap hidupnya. Salam AMDG
Tidak biasanya kita merayakan hari kelahiran para kudus. Sebaliknya kita merayakan hari mereka wafat, karena pada hari itulah mereka dilahirkan ke dalam sukacita surgawi. Namun, hari kelahiran Maria, Bunda Kita, merupakan suatu pengecualian. Kita merayakan hari kelahirannya karena ia datang ke dunia dalam keadaan penuh rahmat dan karena ia akan menjadi Bunda Yesus.
Kelahiran Bunda Maria bagaikan fajar. Ketika pada waktu pagi cakrawala mulai berwarna merah, kita tahu bahwa matahari akan segera terbit. Demikian juga ketika Maria dilahirkan, ia membawa sukacita yang besar bagi dunia. Kelahirannya berarti bahwa Yesus, Matahari Keadilan, akan segera datang. Maria adalah manusia mengagumkan yang memperoleh hak istimewa untuk membawa Yesus kepada segenap umat manusia.
Jika kita mengasihi Maria, berarti kita mengasihi Yesus. Siapapun yang memiliki devosi yang amat kuat kepada Maria, ia amat dekat di hati Yesus.
Pada hari ini, kita merayakan serta mewartakan dengan sukacita kepada seluruh dunia kelahiran Santa Perawan Maria. Kita selalu dapat datang kepada Maria untuk memohon pertolongannya. Ia amat dekat di hati Yesus. Ujud khusus apakah yang akan aku minta kepada Bunda Maria pada hari ini?
Sumber: yesaya.indocell.net
Inspirasimu: Santa Regina : 07 September
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.
HARI INI, merupakan perayaan peristiwa Maria menampakkan diri kepada Bernadetha Soubirous di gua Misabielle, Lourdes, Perancis pada tanggal 11 Februari 1858. Kiranya perayaan ini semakin mempertebal iman kepercayaan kita kepada Bunda Maria dan semakin menyemangati kita untuk turut serta di dalam karya penyelamatan Kristus. Untuk itu baiklah kalau kita menyimak kembali makna peristiwa itu dengan mengikuti kisah terjadinya peristiwa iman itu.
Bernadetha Soubirous adalah seorang gadis desa yang sederhana, miskin dan buta huruf. Ketika ia sedang menggembalakan domba-dombanya, tiba-tiba ia melihat seorang wanita cantik berdiri di mulut gua itu. Wanita itu tersenyum manis dan tampak sangat ramah kepadanya. Dalam keheranan dan ketakutannya, Bernadetha pun merasakan kegembiraan yang sangat mendalam. Tak lama kemudian wanita itu menghilang dari pandangannya. Bernadetha pun pulang ke rumah dengan gembira bercampur rasa takut.
Pada tanggal 25 Februari, wanita cantik itu menampakkan diri lagi kepada Bernadetha. Kali ini wanita itu menyuruhnya minum dan membasuk mukanya. Tetapi darimanakah ia mendapatkan air untuk minum dan membasuh mukanya? Ia sendiri pun tidak membawa air dari rumah. Sumber-sumber airpun tak ada di bukit yang kering dan berbatu-batu itu. Lalu wanita itu menyuruhnya menggali tanah di depan gua itu. Bernadetha pun mengikuti saja suruhan wanita tak dikenal itu. Belum seberapa dalam lubang galian itu, mengalirlah air dari lubang itu. Dengan air itu Bernadetha membasuh mukanya dan minum. Tak lama kemudian wanita itu menghilang dari pandangannya.
Pada tanggal 25 Maret, Bernadetha kembali lagi ke gua Masabielle. Disana ia menyaksikan lagi penampakan wanita cantik itu. Kali ini Bernadetha memberanikan diri untuk menanyakan nama wanita cantik itu. Siapakah Engkau? tanya Bernadetha. Jawab wanita itu, Akulah yang dikandung tanpa noda dosa asal. Maria menampakkan diri kepada Bernadetha sebanyak 18 kali. Kepada Bernadetha, Bunda Maria berpesan agar semua orang Kristen berdoa untuk orang-orang berdosa agar mereka bertobat dari cara hidupnya yang sesat itu. Bunda Maria meminta agar di tempat itu didirikan sebuah biara dan diadakan ziarah.
Atas perintah Uskup Lourdes, kejadian ini diselidiki dengan seksama. Akhirnya pada tahun 1862 peristiwa penampakan itu dinyatakan benar dan sah. Pada tahun 1864 sebuah patung Maria ditempatkan di gua itu, dan pada tahun 1876 dibangunkan disitu sebuah gereja yang megah. Setiap tahun lebih dari satu juta orang berziarah ke Lourdes. Banyak orang sakit yang berziarah ke sana menjadi sembuh secara ajaib. Demikian pun setiap peziarah yang mengunjungi Lourdes sungguh merasakan suatu kedamaian jiwa dan kebahagiaan batin. Sebuah biro penyelidikan didirikan untuk meneliti penyembuhan-penyembuhan yang terjadi atas orang-orang sakit yang berkunjung ke sana. Semoga hari raya penampakan Bunda Maria di Lourdes ini mendorong kita untuk menghormati Bunda Maria dengan lebih tulus sebagai Bunda yang senantiasa menghendaki keselamatan kita.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.
Novena kepada St. Perawan Maria dari Gunung Karmel.pdf
Novena Kepada Bunda Maria dari Gunung Karmel
Dalam Nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus
Perawan yang terberkati dan tak bernoda, keindahan Karmel yang luar biasa, engkau melihat dengan cinta pada semua orang yang mengenakan pakaianmu yang diberkati; Pandanglah kami dengan baik dan sebarkan jubah perlindungan kasih-Mu ke seluruh umat manusia.
Dengan kekuatan permohonanmu semoga bisa memperkuat kelemahan kami, dan dengan kebijaksanaanmu menerangi kegelapan pikiran kami.
Tingkatkan dalam diri kami kebajikan-kebajikan yang unggul,— iman, harapan dan kasih; menghiasi jiwa kami dengan rahmat dan kebajikan sedemikian rupa sehingga selalu menyenangkan Putra ilahi-Mu.
Bantulah kami dalam semua aktivitas kehidupan, dan dengan kehadiranmu menghibur kami pada saat kematian kami.
Pada saat itu persembahkanlah kepada Tritunggal Mahakudus sebagai anakmu yang ditebus oleh darah Putramu, Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
O Ratu, yang merupakan keindahan Karmel, doakanlah kami sekarang dan pada saat kematian kami. Amin.
O Bunga Karmel yang indah, pokok anggur yang paling subur, kemegahan surga, kudus dan tunggal, yang melahirkan Putra Allah, yang tetap perawan murni, bantulah kami dalam kebutuhan kami! O Bintang Laut, bantulah dan lindungilah kami! Tunjukkan pada kami bahwa engkau adalah Ibu kami!
(Mohon perlindungan Tuhan untuk seluruh rakyat Indonesia dari bahaya Covid-19, untuk pemulihan bagi mereka yang sedang terpapar Covid dan kesejahteraan Jiwa-jiwa yang meninggal dunia)
Hening sejenak, lalu diakhiri dengan:
Bunda Maria dari Gunung Karmel, doakanlah kami.
| Naskah diterjemahkan dan diedit oleh RP. Ino, O.Carm
Doa Novena Santa Maria Bunda Penolong Abadi
Akhir dari Kunjungan 15 Hari ke Gua (4 Maret 1858)
Inilah hari terakhir dari kunjungan rutin 15 hari yang dilakukan Bernadette. Bernadette bertanya lagi siapa nama gadis itu namun ia tetap tidak menjawab. Rumpun mawar liar di mulut gua juga tidak berbunga. Akan tetapi, Bernadette masih ingin terus mampir ke gua untuk bertemu dengan penampakan gadis itu.
Perjumpaan Pertama (11 Februari 1858)
Penampakan yang pertama terjadi pada Kamis 11 Februari 1858. Bernadette bersama saudara perempuannya, Toinette, dan juga teman mereka, Jeanne, diminta oleh ibu mereka untuk mencari kayu bakar. Pergilah mereka hingga sampai di Sungai Gave.
Ketika Bernadette ditinggal oleh saudara dan temannya, ia mendengar suara gemuruh angin yang membuatnya menoleh ke rumpun mawar liar di mulut gua Massabielle. Dari sana muncul sesosok gadis muda yang sangat cantik dan berselimutkan cahaya, memakai pakaian dan kerudung putih, ikat pinggang berwarna biru, serta sebuah rosario. Bernadette lalu berlutut dan berdoa rosario bersama gadis itu. Anehnya, gadis itu hanya dapat dilihat oleh Bernadette.
Sayangnya, ibunya mengira Bernadette hanya mengada-ada, sehingga ibunya melarang Bernadette untuk kembali ke gua itu.
Penampakan Terakhir (16 Juli 1858)
Penampakan pada hari itu, yang bersamaan dengan peringatan Maria Bunda Karmel, merupakan penampakan yang terakhir. Dari balik barikade, Bernadette berlutut menghadap ke arah gua, “Aku merasa seperti berada di depan gua, pada jarak yang sama seperti sebelumnya. Hanya Bunda Maria seorang yang aku lihat… dan ia terlihat lebih cantik daripada sebelumnya.”
Gadis Itu Bukan Roh Jahat (14 Februari 1858)
Setelah berhasil membujuk ibunya, Bernadette kembali ke gua itu bersama Toinette dan Jeanne. Bernadette memerciki penampakan itu dengan air suci kalau-kalau ternyata penampakan itu berasal dari roh jahat.
Gadis itu hanya tersenyum. Sadar kalau gadis itu bukanlah roh jahat, Bernadette lanjut berdoa rosario bersama gadis itu.
Awal Kunjungan Rutin 15 Hari ke Gua (18 Februari 1858)
Bernadette kembali lagi ke gua bersama dua orang wanita. Mereka membawa sebuah lilin yang sudah diberkati serta sebuah pena dan kertas untuk mencatat apa yang terjadi.
Bernadette bertanya siapa sebenarnya gadis itu namun gadis itu hanya tersenyum. Gadis itu justru meminta agar Bernadette mengunjunginya secara rutin selama 15 hari. Gadis itu juga berkata bahwa ia tidak dapat menjanjikan kegembiraan di dunia ini kepada Bernadette namun kegembiraan di akhirat. Bernadette senang sekali mendengarnya dan semakin senang ketika ibunya akhirnya mendukungnya untuk rutin mengunjungi penampakan gadis tersebut.
Bernadette pun rutin mengunjungi penampakan gadis tersebut. Suatu ketika gadis itu memberi tahu Bernadette sebuah doa, ada kalanya meminta orang-orang untuk bertobat, dan pernah juga memberitahu Bernadette sebuah rahasia. Kisah penampakan pun menjadi semakin terkenal.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Halo Sobat YOUCAT! Tahukah kamu tentang kisah penampakan Santa Perawan Maria yang terjadi di Lourdes? Yuk kita baca kisahnya!
“Aku Adalah yang Dikandung Tanpa Noda Dosa” (25 Maret 1858)
Hari itu Hari Raya Kabar Sukacita dan Bernadette pun mendapat kabar gembira. Hari itu ketika Bernadette bertanya siapa nama gadis itu, gadis itu mengatupkan kedua tangannya seperti orang berdoa lalu berkata, “Aku adalah yang dikandung tanpa noda dosa.” (“que soy era immaculada concepciou”). Bernadette pun berlari pulang ke rumah sambil mengulang-ulang kata itu. Ternyata penampakan gadis yang terus ia kunjungi itu adalah Bunda Maria!
Lourdes Sesudah Penampakan dan Kini
Gua itu pun menjadi terkenal dengan nama Gua Lourdes. Pada 18 Januari 1862, Uskup Tarbes, Mgr. Betrand Severt Laurence menyatakan bahwa mukjizat yang terjadi sungguh nyata. Sebuah basilika pun dibangun untuk memenuhi pesan Bunda Maria.
Sementara itu, Bernadette memilih untuk menjadi seorang suster dan bergabung dengan komunitas Suster Karitas di Nevers. Ia meninggal karena komplikasi penyakit paru-paru yang sudah dideritanya sejak lama pada tanggal 16 April 1879 di usia 35 tahun. Ia kemudian dinyatakan suci pada 8 Desember 1933 oleh Paus Pius XI.
Kini, Lourdes menjadi salah satu tempat ziarah yang sangat diminati. Beberapa pengunjung menginginkan perjumpaan dengan Bunda Maria dan beberapa menginginkan mukjizat kesembuhan. Dari 3 juta orang yang mengunjungi Lourdes, 500.000 di antaranya adalah orang sakit yang mengharapkan kesembuhan. Hingga saat ini, ada 70 kasus kesembuhan yang dinyatakan sebagai mukjizat.
Semua mukjizat yang terjadi ini menunjukkan betapa besarnya kasih Bunda Maria kepada kita, yang terus mendoakan kita di hadapan Allah.
e-Pustaka SMP Santa Maria
SMP Santa Maria Pekanbaru adalah SMP swasta umum yang berbasis pengajaran Katolik di bawah naungan Yayasan Prayoga Riau, merupakan suatu lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan di Keuskupan Padang, beralamat di Jl. Letnan Jend. S. Parman No. 80, Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Sail, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Indonesia.
© 2024 — Senayan Developer Community
Penyegelan Gua (7 April 1858)
Bernadette begitu senang bisa bertemu dengan Bunda Maria lagi sampai-sampai ia tak sadar bahwa tangannya terkena api lilin yang ia pegang. Ajaibnya, tangannya sama sekali tidak terluka. Tak lama kemudian, pejabat daerah setempat menyegel tempat itu dan memasang barikade.